SUP-ER HE-MAD

by : Livia Citra Firmanty



“Teeeett…!!”

Dari tikungan Jl. ABDURRAHMAN SODDIQ terdengar bel tanda masuk sekolah berbunyi. Aku segera berlari secepat mungkin, dan… Ups…nyaris saja aku kejebur PARIT yang ada di samping sebuah pabrik PUR (sejenis pakan ayam). Dengan nafas terengah-engah aku memasuki koridor menuju ke kelasku, dan berharap tidak bertemu dengan Mr. Tan (Pak TANDJI) sang guRU Fisika yang terkenal killer. Di kelas sudah berdiri Bu DEWI sang guRU Sejarah.

“Tok..tok..tok…”, aku mengetuk pintu kelasku yang sudah tak berKACA.

“Ya, silahkan masuk. Terlambat lagi… Sudah sana duDUK di tempatmu!” suruh beliau.

Aku pun menurut saja, aku langsung duduk di samping RIKA, teman seBANGkuku dan mendengarkan Bu DEWI yang sedang bercerita tentang perlawanan rakyat Makassar yang dipimpin oleh Sultan HASSANUDIN.

“Kesiangan lagi?” tanya RIKA.

“Iya!” jawabku singkat.

Tak terasa waktu istirahat tiba. Aku dan RIKA langsung menuju ke warung bakMI-nya Bang JON langganan kami. Setelah melahap dua mangkuk bakMI (maklum belum sarapan…), aku dan RIKA kembali ke kelas.

“Eh RIK, barang baru lagi nih!” tanyaku sambil menunjuk kotak pensil yang terbuat dari kayu yang sudah diamplas dan diberi bunga-bunga kering sebagai hiaSAN. Sederhana tapi indah.

“Iya.” jawabnya sambil mealhap pisang goreng favoRITnya.

Yah..itulah RIKA! Bagiku dia itu cewek yang unik dan kreaTIF. Dia berasal dari keluarga yang pas-pasan. Bapaknya bekerja sebagai juru kETIK di kantor polisi. Sedangkan ibunya tiap hari bergelut denga kain, beNANG, dan mesin jahit. Sedangkan kedua adiknya, NURSEHA dan DIDI masih duduk di kelas 6 dan 3 SD. Walaupun hidupnya pas-pasan, kedua orang tua RIKA berusaha agar ketiga anaknya bisa mengenyam penDIDIKan dan menjadi orang yang sukses.

Berbeda sekali denganku, seorang Vania MILA ABDUL LATIEF, putrid seorang pengusaha ternama Drs. MAHMUD ERWAN ABDUL LATIEF, S.E. dan wanita karir RATNA ETIK SRI WAHYUNI yang selalu kesepian dan kurang kasih sayang. Kedua orang tuaku di Amerika dan hanya sesekali saja menengokku. Aku selalu merasa tidak ada seorang pun yang sayang padaku.

“Eh Van, kamu dicari ibu lho! Katanya beliau kangen sama kamu.” Kata RIKA tiba-tiba.

“Eh… ya… besok deh, insyaallah aku ke rumah kamu.” jawabku.

“Bener lho, Van? Soalnya NURSEHA sama DIDI juga nanyain kamu.” Kata RIKA.

“Insyaallah, RIK.” Jawabku singkat.

Setiba di rumah aku langsung ke kamar dan menyetel lagu Linkin Park keras-keras. Tak ku hiraukan suara Bik MINAH yang menyuruhku segera makan siang.

***

HARI ini hari JUM’at bulan MARet pukul 15.30 WIB. Aku bersiap ke rumah RIKA dengan PRASaan HAPPY, soalnya dari kemarin aku kangen Mama Papa. Setidaknya aku bisa merasakan kasih sayang orang tua di rumah RIKA.

Untuk ke rumah RIKA, aku harus meleWATI jl. AHMAD HUSEIN dan gang-gang sempit dan ramaingan anak-anak kecil. Rumah RIKA berada di gang tepat di belakang SMU MuhammaDYAH. Di depan rumah RIKA ada NURSEHA yang sedang bermain dengan marmot dan KUS-KUS peliharaannya. Sedangkan DIDI lagi ngumpulin bLULUK (kelapa yang kecil) untuk main lempar-lemparan sama teman-temannya di halaman.

“Assalamu’alaykum…” salamku.

“Wa’alaykumsalam…”, jawab NURSEHA dan DIDI bersamaan.

“Eh, kak Vania!” seru NUR sambil menghampiriku.

“RIKA ada?” tanyaku

“Ada kak, di biLIK samping.” Jawab NUR

“Ya udah, kakak ke sana dulu ya…” kataku lembut

“Iya kak.” Jawab NUR singkat

“OE…RIK, lagi ngapain?” sapaku

“Biasa…iseng aja bikin jaket kulit. Ceritanya kemarin DIDI NANGis minta dibeliin jaket kulit kayak temannya. Lalu sama ibu dijahitin jaket dari kain sisa, trus iseng aja aku tempelin kulit jeruk, kulit nanas, kulit semangka, kulit mentiMUN, dll. Kan jadi jaket kulit ala RIKA.” Katanya menjelaskan

“Huh…dasar RIKA.” batinku

Keluarga RIKA memang keluarga yang uNIK. Pak SUGENG SUROSO HERU MARIMIN, Bu SUHARTINI TATIK MULiani, RIKA KESNA MARIMIN, NURSEHA DIAN MARIMIN, DIDI HUDI SUTRISNO MARIMIN, mereka semua selalu punya seribu ide yang begitu konyol dan tak masuk akal. Seperti jaket kulit tadi misalnya dan banyak lagi kejadian-kejadian yang menggelikan. Seperti, tiap pagi DIDI selalu menunggui kakek tetangga selesai membaca Koran dan seteelah itu korannya diminta. Lalu untuk menghemat biaya air, mereka selalu mandi bersama di bak yang besar. Beberapa hari yang lalu juga, mereka sekeluarga melamar pekerjaan sementara sebagai pencuci piring sebuah restoran yang baru dibuka. Mereka sengaja memecahkan semua piring, lalu manajer restoran marah-marah dan memecat mereka. Tapi mereka pulang dengan seNANG karena rencana mereka berhasil. Pecahan piringnya mereka bawa pulang dan dilem sehingga masih bisa dipakai lagi. Huh…ada-ada saja…

“Kak Vania…Kak Vania…!” seru DIDI dan NURSEHA membuYARkan lamunanku. “Kakak sudah pernah coba HAMburger dan spaghetti bikinan ibu belum?”, tanya NUR.

“Belum.” jawabku

“Kalo gitu kita ke daPUR, suruh ibu bikinin untuk kakak.” Seru DIDI bersemangat.

“Iya deh…” jawabku singkat.

Di dapur ku lihat Bu HARTINI sedang memasak SUP.

“Bu, bikinin HAMburger dan spaghetti buat kak Vania ya…!” seru mereka.

Ibu yang sejak tadi repot terkerjut dengan kedatanganku.

“eh, nak Vania.” Kata beliau

“Ayo dong, bikini sekarang!” pinta NUR.

Wajah ibu kelihatan kebingungan.

“Kak Vania sudah biasa makan makanan seperti itu.” Kata beliau tiba-tiba.

“tapi kan kak Vania belum pernah merasakan HAM burger dan spaghetti special bikinan ibu!” elak DIDI

“Ya sudah Ibu bikinkan.” Pasrah Ibu. “Tapi kalian semua tunggu di depan ya…” suruh beliau.

Kami bertiga kembali ke biLIK samping. Ku lihat RIKA sedang membuat dompet dari kertas kado. Di sana juga banyak barang-barang yang dibuat dengan tangannya sendiri. Ada tas dari karton dan kertas kado, pigura dari pelepah pisang kering, hiasan dinding dari Koran dan masih banyak lagi yang lainnya. RIKA memang unik. Walaupun kurang mampu, ia tidak rendah diri. Dia ingin sejajar dengan teman-temannya. Dengan barang-barang yang dibuatnya sendiri, dia bisa punya barang seperti yang dimiliki teman-temannya walaupun dari bahan yang berbeda, itulah yang membuatku kagum dan selalu mem-PUJI hasil karyanya, walaupun dia agak konyol.

Dari baLIK tirai tiba-tiba muncul ibu dengan membawa nampan berisi HAMburger dan spaghetti spesia\l bikinannya. NUR dan DIDI langsung menyerbu kedua hidangan itu.

“Ayo kak Vania, dimakan. Enak lho…!” seru mereka dengan mulut penuh dengan makanan.

Ternyata yang mereka sebut dengan HAMburger adalah roti dengan isian tempe sebagai pengganti daging dan bayam sebagai sayurannya. Sedangkan yang disebut dengan spaghetti adalah mie dengan taburan bawang goreng.

Hari ini ku baru sadar bahwa kegiatan SUP-ER HE-MAD yang mereka lakukan selama ini adalah untuk mengimbangi keadaan mereka. Ibu RIKA ternyata sangat ingin anak-anaknya sama dengan teman-teman mereka. Dia berusaha agar anak-anaknya bisa merasakan HAMburger dan spaghetti sepeerti juga yang lain. Ternyata mereka semua adaalah oran-orang yang taBAH. Mereka tidak menganggap kemiskinan sebagai penderitaan tetapi sebagai cobaan yang harus dijalani dengan sabar dan ikhlas.

Tiba-tiba…

“AZIZ…..!!” bersin menghamburkan lamunanku.

“Kamu flu ya?” Tanya RIKA.

“Iya nih, kebanyakan minum es kali…”, jawabku.

“Minum PROcold dong!”, usul RIKA

“Beres!”, jawabku singkat.

“DI, tolong kak Vania dibeliin PROcold dong!” suruh RIKA

“Eh Rik, tapi kamu yang baYAR ya, pake uang KAS!”, pintaku menggoda.

“Ya udah, pake duWIT itu dulu…”





(kenang2an masa SMP yg tak terlupakan..)




BAHAN:

· 4 kepiting soka [kepiting cangkang lunak]

· 3 siung Bawang merah [besar], iris halus

· 2 siung Bawang putih [besar], iris halus

· 2 buah Tomat sayur ukuran kecil, potong2

· 2,5 sdm Saus asem manis botolan

· Cabe rawit, iris halus

· ½ buah nanas, potong2

· Garam secukupnya

· Gula secukupnya

· Air secukupnya

CARA MEMBUAT:

1. Bawang merah, bawang putih, cabe rawit, dan tomat ditumis sampe bau harum

2. Masukkan kepiting, tambahkan garam dan gula. Aduk sebentar

3. Tambahkan saus dan air, aduk sampe rata, tunggu sampe mendidih

4. Masukkan nanas, tunggu sampe kurang lebih 15 menit

5. Kepiting siap dihidangkan! ;)

Akhir-akhir ini lagi doyan coba-coba masak sendiri. Hehe.. gaya cuy!! Padahal sebenernya dulu-dulu selama hampir 4 tahun jadi anak kost kagak pernah masak seriusan, maksudnya masak makanan yang berat2 gitu. Pernah masak juga masak aer buat bikin susu sama masak mie instan kalo lagi ga ada duit atau lagi kepepet laper.

Alasan pertama pengen masak sendiri :

· Penghematan [gede-gedean!!]

Abis kena sindromasurabaiashoppingfestivalis pas bulan Mei kemaren neh. Secara saya cewe normal yang kadang-kadang suka laper mata kalo liat barang didiskon rame2. Jadinya duit tabungan juga ikutan melayang dan nyantol di mesin2 kasirnya pusat perbelanjaan :D

· Uda di kasih mandat sama ibu tercinta supaya lekas belajar masak.

Hahaha.. alasannya ibu sih biar ntar ga kagok kalo uda punya suami. Jiahh.. kek gw mau nikah besok ajah.. [entah kenapa klo uda menyangkut masalah ginian aku masih nganggep diri ini masih belum cukup umur :P]

· Ada sesuatu yang lebih memacu semangatku untuk segera belajar masak. Hehehe.. Apakah ituuu?? Pengen tau jawabannya? Ketik REGJAWABAN kirim ke nomer henpon saya! :))

Buat yang pengen nyoba2 masak kayak saya, syarat pertama harus ada niat. Penting ituu.. Kalo ga niat ntar masakannya ga bakalan jadi, soalnya ga jadi masak sih. Hehe.. Yang kedua, harus ada alat masak. Masa mau masak ga ada alat masaknya. Ga lucu tauu.. But wait, biasanya anak kost kan ga punya alat masak. Nah, kalo emang lo niat pengen belajar masak ya usaha donk. Pinjem ibu kost kek atau tetangga deket kost gitu.. Asal minjemnya tanggung jawab yap! [Aku sendiri juga sering minjem panci+kompor listriknya Amila sih..Thx a lot, Mil! :D] Buat yang duit jajannya berlebih bisa nahan beberapa waktu untuk ga jajan macem2 buat beli alat masak di toko ato supermarket terdekat. Syarat ketiga, harus ada bahan buat dimasak. Jangan sampe mau masak tapi ga ada bahan yang mau dimasak.

Bahan boleh beli atau bisa impor dari kampong halaman [ini yang sering saya lakukan :D]. saran saya, kalau mau beli bahan seperti sayur-sayuran mending di pasar tradisional aja. Beli di supermarket bikin kantong lebih cepat menipis. Beda harganya lumayan bo’.. Apalagi harga sayuran hijau yang dijual per ons. Masih kerasa agak aneh aja menurut saya. Mending beli di pasar atau tukang sayur lewat aja deh, Rp 500-1.000,- uda dapet seiket sayur lumayan banyak. Becek2 dikit di pasar atau bangun pagi2 nunggu tukang sayur tak pa-pa lah.. yang penting bisa saving money demi masa depan.Hehe.. Emang sih ada kalanya ada bahan yang tingkat kesegarannya beda ga kayak kalo beli di supermarket. tapi, kalo mau datang ke pasar lebih pagi pasti deh bisa dapet bahan yang fresh. Pinter-pinternya kita aja sih buat mlih dan beli bahan J. Yakin deh, cewe2 pasti jago masalah ginian! Untuk beberapa bahan instant yang ga bisa dibeli di pasar atau tukang sayur boleh lah kita beli di supermarket. Untuk belanja bahan masakan secukupnya aja, ga usa berlebihan kalo emang masaknya buat diri sendiri. Takutnya kalo kelamaan disimpen di kulkas jadinya ga fresh pas dimasak. Pengaruh tuh sama rasa masakannya [based on mi experience neh..]. apalagi kalo sampe busuk. Wah, sama aja buang2 duit donk!

Pas saya lagi ngetik buat postingan ini, saya sambil nunggu masakan saya mateng lho.. saya sekarang lagi menerapkan metode slow cooking buat cara masak saya. Konon katanya sih masakan yang dimasak dengan metode slow cooking lebih menyehatkan. Saya taunya dari acara masak2 di tipi, yang biasanya masaknya di lingkungan terbuka itu tuh.. Hmmmmm.. *sambil manggut2* entar deh saya carikan link2 atau informasi2 lain tentang slow cooking ini.

Masakan yang saya bikin barusan emang agak mewah buat ukuran anak kost yang setipe dengan saya. Tapi tak pa-pa lah.. sekali2 mewah dikit, yang penting menyehatkan. Hehe.. Karena bahan masakan hari ini mengandung omega 3 yang penting untuk otak. Buat yang pengen tau saya lagi masak apa, klik di sini aja deh! Gampang banget kok cara masaknya ;)

BAHAN:

1 kaleng Sardine saus tomat kalengan

½ buah wortel ukuran sedang, potong ukuran korek api

1 kotak tempe, potong dadu [boleh digoreng setengah mateng terlebih dahulu]

1 buah tomat sayur ukuran sedang, potong sesuka hati

¼ bagian bawang Bombay, potong tipis2

1 sdm margarin

Saus cabe botolan secukupnya [tergantung selera]

Garam secukupnya

Air secukupnya

CARA :

  • · Panaskan margarine sampe lumer semuanya, lalu tumis bawang bombay sampe layu dan berbau harum.
  • · Masukkan tomat, tunggu sampe agak matang [keliatan agak layu gitu deh..]
  • · masukkan wortel, aduk2 bentar sampe wortel mulai agak empuk tomat tadi uda benar2 layu. Tambahkan saus cabe secukupnya [tergantung seneng pedes atau enggak]
  • · masukkan sardine, tempe dan air kira2 setengah gelas. Tunggu sampe ada blubub2nya [bahasa manusianya : mendidih] dan air berkurang.
  • · Siap disajikan untuk untuk 2 porsi [means 2 kali makan] ;)

NB : Saus cabe botolan boleh banget diganti pake cabe rawit. Masukin beberapa buah cabe rawit utuh2 ga pake dipotong, pasti lebih manteb dah! Yang alami emang lebih baik, mamen.. Saya pake saus botolan soalnya yang ada di kulkas cuman itu, ya seadanya aja yang saya pake. Intinya masakan saya cuman seadanya di kulkas. Budget terbatas bo’..

Selamat mencoba!! ^^

Hohoooo...
lamaaaaa banget ga posting blog!
kagak ada temennya lg.biarin dey..:P


soal blog ini, sebenernya uda dibuat setahun yg lalu, sekitar bulan April 2008. cuman setelah ku lihat isinya setahun kemudian (bulan Mei 2009), akhirnya ku putuskan untuk menghapus semua tulisan2 [yang ntah kenapa harus pake ditulis di blog] tentang seseorang yang "dulu" cukup berarti dalam perjalanan hidup seorang Nindia untuk mencapai kata "dewasa". tapi tetep aja sampe sekarang ga dewasa2 juga. hehe..

cerita hari ini!!

abis install antivirus baru bo'...;)
aku sekarang pake antivirus yang itu tuh belinya bisa buat 1 PC ato 3 PC (ga boleh sebut merk la yaw), patungan sama Ubay dan Ardi "sekre". kita belinya di Hi Tech Mall Surabaya. dapet harganya lumayan daripada harga yang didapet seorang teman di tempat yang lain. beda harganya sekitar 60-70ribu sih.. buat anak kos kek kita so pasti duit segitu sangat berharga. hehe..
tadi pas nginstall berasa lamaaa banget sampe ngantuk2. yang nginstallin bukan aku seorang sih..lebih tepatnya dibantuin Ubay. lumayan gaptek nih sama benda ginian. hehe..
yang bikin lama dan penginstallan harus di-cancel ternyata ada bagian dari antivirusku yang lama yang masih nyangkut di lepi. uda di remove tapi tetep aja masih ada nyangkut. tapi yang nyangkut itu ga ketahuan letaknya dimana bo'... Ubay yang ternyata juga ga tau harus ngapain lagi menyarankan untuk bawa lepiku ke toko yang jual antivirus baru kita, kali aja bisa dibenerin. tapi, baru aja berdiri mau berangkat, ehhh... si Danang "Panda" muncul. dia lumayan gaul juga sama masalah ginian. yasu, kita minta tolong Panda buat nguthek2 (bahasa jawa, means : ngotak-atik) lepiku aja. sapa tau dia emang bisa memecahkan masalah yang uda bikin ngantuk itu. daripada jauh-jauh ke Hi-Tech Mall. ya kan?
yeahhhh... setelah diuthek-uthek sama Panda akhirnya ilang juga tu semua antivirus lama beserta rekan-rekannya. ga tau deh tadi yang masih nyangkut itu apanya antivirus yang lama. pokoknya akhirnya bisa nginstall dengan sukses! alhamdulillah..:D
permasalahan ga hanya pada penginstallan tadi sodara... ntah kenapa modem internetnya Ubay yang mau dipake buat registrasi online ga bisa detect sinyal. hhhhhh... padahal di lepinya Ubay sendiri bisa detect! waaa... masa mau nunda lagi make antivirusnya. padahal ni lepi uda ga karuan penyakitnya. hufff...
yasu, saya putuskan untuk online di kampus saja. pake wi-fi gratesss sesuka hati.
uda nyampe kampus, buka lepi, connect wireless, CONNECTED!! tapi oh tidakkkk... ternyata meskipun statusnya "connected" ni wi-fi ga bisa dipake juga buat online. gosh...
sabar ku menunggu (ada kali sejam) sambil mojok di deket tembok ber-geje-ria sampe disapain dosen2, akhirnya bisa online juga. hahahahaha... akhirnya aku punya antivirus lagi..!!! hahahahahaha... [tau gw kalo lebay...]

btw, ternyata jam lepi menunjukkan jam 5 sore. wew, harus ke Propadeus FK Unair nih! mau latihan rutin paduan suara. hehe.. padahal jadwal sebenernya jam 4 sore ^^

nantikan postingan selanjutnya!!;)

your identity

IP

hit counter

web counter